Sabtu, 16 Desember 2017

TENTANG PERSAHABATAN

(mengapa kemudian banyak yang berubah menjadi
lebih dari persahabatan)

manakala….
sorot mata berbinar merenda,
seakan berkata......
bahwa hati ini kan merindu harmoni.

manakala....
cerah senyum berpendar menjelma,
seakan menyapa.....
bahwa hari ini kan mematri janji.

padahal.....
sebersitpun tak boleh menyirati,
dengan percikan sejuknya embun berpelangi.

padahal....
sedetikpun tak hendak menghiasi,
dengan pahatan indahnya dambaan mahligai.

sedangkan...... tak sanggup dihindari.........

daun-daun telah bertaburan
menebar – menutup bangku di taman,

sedangkan .....tak mampu diingkari.......

walau sebatas hanya dalam mimpi.......
inginku.......
ikat gerai lembut rambutmu... dengan...
        saputangan harapan,
inginku.......
lempar hening air kolam ... dengan...
         bebatuan kenangan.

-------nn ------

Senin, 06 November 2017

BUKANKAH BULAN TAK PERNAH BERJANJI


entah keberapakah musimnya…
dan masih mencoba memadu menyapa…
sedangkan tangan hanya bisa menulis kata,
sedangkan hati hanya bisa melukis wewarna,

bukankah bulan tak pernah berjanji,
bahwa ia kan selalu berpendar,
melainkan semata hendak menyebar keharmonian,

bukankah bintang tak pernah berjanji,
bahwa ia kan selalu berpijar,
melainkan semata hendak menebar keceriaan,

ah… hingga rasanya…

ingin menjumput seujung senyummu,
yang menoreh pada selayar memaya,
ingin menangkup sebersit tatapmu,
yang menggores pada segambar rerasa,

biar tak lagi ada…

rindu yang tersamar suka,
cinta yang terpenjara masa,

dan yang tak putus dirudung malam,

dan yang tak pupus di  kenangan silam.


Kamis, 19 Oktober 2017

BUKAN SEBATAS SELINTAS MENYATA


padahal…… tak pernah sengaja ‘ntuk menjanji …
sebagai pertautan lembaran hari ,
padahal….. tak pernah berani ‘ntuk menyadari…
sebagai seirama senandungkan memori,

yang bukan sebatas selintas semata,
yang bukan seharusnya menjadi menyata,

yang mengalir - menerpai payung dalam gemerisik hujan,
yang menggulir – menjalari kursi dalam taman restoran,

juga ….
pada lembut pundak tersentuh rengkuhan….
pada debar tangan terbelunggu genggaman…
pada cerah sudut kacamata terhias bayangan…

hingga…..
terbalutkan dengan menggelorakan pendaman…
hingga….

terhiaskan dengan menebarkan berlaksa kenangan…


#untuk:henn#

Rabu, 28 Juni 2017

SEPOTONG NAMA


( sepotong nama...yang aku lupa – datang dari mana ?
sepotong nama ...itu punyamu- kah? )

yang kemudian ...
menggulir – melaju, menggulung rerasa,
menderu – menerpa, memendarkan romansa.

hingga kemudian ...
terpana tanpa daya,
pada kebeningan kerlip sesinar tatapan,
pada kesejukan percik sebersit senyuman.

ahh ... ternyata ...
tak ada batas antara maya dan nyata,
tak ada ruas antara sapa dan pesona,
melainkan hanya segaris semu belaka.

hingga akhirnya ...
biarkan hati yang mengurai makna,
tentang sosok nun... disana,

tentang sepotong nama ...