(Serial : WANITA bagian ke sebelas- )
ia.... tak pernah menuliskan kata -
melainkan mewujud dalam pengorbanan
nyata,
ia.... tak pernah menyenandungkan
irama -
melainkan yang dipersembahkan ’tuk
buah hatinya,
ia.... tak pernah mengharapkan puji
jasa –
melainkan telah berbalut
keihklasan atas peran-nya,
ia - yang.....
senyum nya - kan menghadirkan
kesejukkan,
usap tangannya - kan mengalirkan
kekuatan,
isak harunya - kan menggulirkan ketulusan,
ia _ yang ....
gemulai raganya – kan menandakan
ketegaran,
lambai hijabnya – kan menggelorakan
kesabaran,
lembut ucapnya – kan mendesirkan
ketenangan,
ia-lah insan .....
yang......tak jemu pujangga
berinspirasi tentangnya,
yang "tiga kali"
keutamaan disebut sebagai penghormatan baginya,
yang Tuhan titipkan sebagian jalan
syurga di telapak kakinya,
iya.... ia lah insan...
yang dulu - ia
telah pertaruhkan darah dan nyawanya,
yang dulu ia
telah rela habiskan waktunya,
yang dulu ia
telah hiaskan keindahan hari-harinya,
untuk kita...... iya... untuk kita ......
yang kini ... mungkin masih bertanya....
bagaimana untuk membalas jasanya.....