Senin, 11 April 2016

ANDAIKAN (bagian kedua)

sesaat itu.....sepertinya.....
telah mengguyurkan terpaan deras hujan,
pada hijaunya hamparan rerumputan,

sesosok itu.....sepertinya.....
telah melemparkan butir bebatuan,
pada tenangnya permukaan kolam di taman,

andaikan.........
kemarin... ada keberanian menyampaikan rangkai bebungaan,
ketika perjumpaan atau perpisahan,
maka.....
ingin-ku sematkan setangkai pada merah hijabmu.

andaikan........
kini...... ada pelangi membentang sebagai jembatan,
antara ”MERAPI – BUKIT BARISAN”,
maka.....
ingin-ku...meniti jejak hingga ke ”kota”-mu,

andaikan........
kini......ada burung mengantarkan sejumput harapan,
yang dulu pernah tertebarkan,
maka.....
ingin-ku...ikat sertakan sebagai hiasan pada langkah kakimu,

- untuk aan -

ANDAI........KAN...... (bagian pertama)



tak ada lagi ‘kata’ diungkapkan,
tak perlu lagi ‘nada’ diiramakan,

‘tuk jelaskan…..mengapa ia………

sosok gambarnya menebarkan nyanyi,
sorot tatapnya memendarkan harmoni,
samar bayangnya memancarkan memori,
suara ucapnya memaparkan puisi,

ah….andai....kan mewujud nyata…..

dapat menjumput sepenggal sejuk senyum-mu,
maka– kan ku-tambat lekat pada ruang rinduku;

andai....kan…..

dapat membaur menjadi langit ‘kota’-mu,
maka– kan ku-naungi gemulai lambai hijabmu;

andai....kan…..

dapat melebur sebagai air ‘sungai-musi’-mu,
maka– kan ku-aliri gerak jejak langkahmu;


= untuk memenuhi permintaan seseorang di palembang