Senin, 08 Februari 2016

MENJEMPUT HARAPAN




- catatan seorang isteri untuk suaminya –
 (yang diekspresikan pada hari ulangtahun perkawinan)

mengurai lembaran hari berlalu
dalam suam hangat pagi berpadu
dalam lembut dingin malam beradu
dalam kenyataan dan harapan menyatu

seperti…..terbuka kembali,
ruang-ruang waktu - dulu, kemarin dan kini,
detik-detik hari telah bergilir sebanyak kali,
detak-detak hati telah bertabur selaksa arti,
kemudian kan meniti – menggapai,

saat siang tegar menerang….
saat separo-bulan menghias petang....
saat kabut temaram segalah pandang…..
saat setapak-jalan menanjak membentang…..

saat desir suara mengalir menjalarkan irama
saat tersirat memancar bias rona purnama
saat cahaya semburat menembus pintu sukma
saat buai hasrat dambaan nyata

yang kini kemudian…. seakan membawa terbang
meraih - menjemput – mewujud harapan kan-menjelang

karena….. …

bahwa kini memang tak lagi di peraduan sendiri
bahwa kini memang telah selayar mengarungi
pada setiap tepi – setiap pantai

pada setiap detik – setiap waktu,
pada setiap langkah – setiap merindu,
nan seperti takhenti ku-berpaut-kan -
tak surut ku-bergayut –kan,
pada yang disampingku,

karena….
ini memang bukan impian semata,
ini memang pahatan untaian nyata,
yang luruh bersama kebeningan air mata bahagia,
yang larut bersama kejernihan siraman haru jiwa.

hingga…
aku tertunduk dalam permunajatan...

ya…Yang Kuasa…
jadikan setiap peluh kami - sebagai bangunan berhiaskan ke-hikmah-an
jadikan setiap saat kami - sebagai suratan bertaburkan ke-barakah-an.

Kamis, 04 Februari 2016

KEPERGIAN



memang …. bahwa….

semua yang dari Sang Maha Kuasa
tak ada yang ‘tiba-tiba’,
semua yang dari Sang Maha Perencana
tak ada yang ‘serta merta’.

begitu….juga……..

kepergian jiwamu yang tenang menuju keridhoan-Nya,
walau...sungguh…..telah menghentakkan nyata……

hingga……..
tak mampu aku - walau 'tuk hanya mengangkat tangan selamat jalan,
tak sempat aku - walau ‘tuk hanya lambaikan sapu tangan,

hanya……
masih tersisa basah setitik pada kacamataku,
masih terbaca rangkai sekata-mu pada catatanku,
masih tergema nada seucap-mu pada ingatanku.


--- buat mengenang mbak ebs --