- catatan seorang isteri untuk
suaminya –
(yang diekspresikan pada hari ulangtahun
perkawinan)
mengurai lembaran hari berlalu
dalam suam hangat pagi berpadu
dalam lembut dingin malam beradu
dalam kenyataan dan harapan menyatu
seperti…..terbuka kembali,
ruang-ruang waktu - dulu, kemarin
dan kini,
detik-detik hari telah bergilir
sebanyak kali,
detak-detak hati telah bertabur
selaksa arti,
kemudian kan meniti – menggapai,
saat siang tegar menerang….
saat separo-bulan menghias
petang....
saat kabut temaram segalah
pandang…..
saat setapak-jalan menanjak
membentang…..
saat desir suara mengalir
menjalarkan irama
saat tersirat memancar bias rona
purnama
saat cahaya semburat menembus pintu
sukma
saat buai hasrat dambaan nyata
yang kini kemudian…. seakan membawa
terbang
meraih - menjemput – mewujud harapan
kan-menjelang
karena….. …
bahwa kini memang tak lagi di
peraduan sendiri
bahwa kini memang telah selayar
mengarungi
pada setiap tepi – setiap pantai
pada setiap detik – setiap waktu,
pada setiap langkah – setiap
merindu,
nan seperti takhenti ku-berpaut-kan -
tak surut ku-bergayut –kan,
pada yang disampingku,
karena….
ini memang bukan impian semata,
ini memang pahatan untaian nyata,
yang luruh bersama kebeningan air
mata bahagia,
yang larut bersama kejernihan
siraman haru jiwa.
hingga…
aku tertunduk dalam permunajatan...
ya…Yang Kuasa…
jadikan setiap peluh kami - sebagai
bangunan berhiaskan ke-hikmah-an
jadikan setiap saat kami - sebagai suratan
bertaburkan ke-barakah-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar