Tampilkan postingan dengan label pesona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pesona. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 April 2020

RENUNGAN HARI KARTINI

 


wanita........
walau mungkin tidak berasal dari kalangan berada,

seperti halnya kartini,

namun....mungkin ia lebih ”berada” ,
dalam arung kehidupan yang sesungguhnya.

wanita......
walau mungkin tidak bisa menulis kata-kata,

seperti halnya kartini,

namun mungkin ia lebih ”melukis” pengorbanan nyata,
dalam bentang waktu yang dilaluinya.

wanita.......
walau mungkin tidak pandai berbusana,

seperti halnya kartini,

namun mungkin ia lebih mematut perbuatan
dalam tangkup busana budi kesantunan.

wanita.....
mungkin adalah "guru" se-sebenarnya.....

yang.....
bersit senyumnya - kan menghadirkan kesejukkan,
yang.....
usap tangannya - kan mengalirkan kekuatan,
yang ......
isak harunya - kan menggulirkan keikhlasan,
yang.......
gemulai raganya – kan menandakan ketegaran,
yang.....
lambai hijabnya – kan menggelorakan ketulusan,
yang.....
irama ucapnya – kan mewarnakan ketenangan,

wanita…..
mungkin adalah insan berpuluh citra......

yang... tak ragu hidup bertumpu padanya,
yang... tak jemu pujangga berinspirasi pesona,
yang... menjadi guru bagi anak-anaknya,
yang... menjadi guru bagi suaminya,
yang... menjadi guru bagi siapapun jua,
yang... mungkin tak pernah berhenti untaian nada-kata,
kan mengalun bercerita nuansa tentangnya…….

Sabtu, 16 Desember 2017

TENTANG PERSAHABATAN

(mengapa kemudian banyak yang berubah menjadi
lebih dari persahabatan)

manakala….
sorot mata berbinar merenda,
seakan berkata......
bahwa hati ini kan merindu harmoni.

manakala....
cerah senyum berpendar menjelma,
seakan menyapa.....
bahwa hari ini kan mematri janji.

padahal.....
sebersitpun tak boleh menyirati,
dengan percikan sejuknya embun berpelangi.

padahal....
sedetikpun tak hendak menghiasi,
dengan pahatan indahnya dambaan mahligai.

sedangkan...... tak sanggup dihindari.........

daun-daun telah bertaburan
menebar – menutup bangku di taman,

sedangkan .....tak mampu diingkari.......

walau sebatas hanya dalam mimpi.......
inginku.......
ikat gerai lembut rambutmu... dengan...
        saputangan harapan,
inginku.......
lempar hening air kolam ... dengan...
         bebatuan kenangan.

-------nn ------

Rabu, 28 Juni 2017

SEPOTONG NAMA


( sepotong nama...yang aku lupa – datang dari mana ?
sepotong nama ...itu punyamu- kah? )

yang kemudian ...
menggulir – melaju, menggulung rerasa,
menderu – menerpa, memendarkan romansa.

hingga kemudian ...
terpana tanpa daya,
pada kebeningan kerlip sesinar tatapan,
pada kesejukan percik sebersit senyuman.

ahh ... ternyata ...
tak ada batas antara maya dan nyata,
tak ada ruas antara sapa dan pesona,
melainkan hanya segaris semu belaka.

hingga akhirnya ...
biarkan hati yang mengurai makna,
tentang sosok nun... disana,

tentang sepotong nama ...






Senin, 11 April 2016

ANDAIKAN (bagian kedua)

sesaat itu.....sepertinya.....
telah mengguyurkan terpaan deras hujan,
pada hijaunya hamparan rerumputan,

sesosok itu.....sepertinya.....
telah melemparkan butir bebatuan,
pada tenangnya permukaan kolam di taman,

andaikan.........
kemarin... ada keberanian menyampaikan rangkai bebungaan,
ketika perjumpaan atau perpisahan,
maka.....
ingin-ku sematkan setangkai pada merah hijabmu.

andaikan........
kini...... ada pelangi membentang sebagai jembatan,
antara ”MERAPI – BUKIT BARISAN”,
maka.....
ingin-ku...meniti jejak hingga ke ”kota”-mu,

andaikan........
kini......ada burung mengantarkan sejumput harapan,
yang dulu pernah tertebarkan,
maka.....
ingin-ku...ikat sertakan sebagai hiasan pada langkah kakimu,

- untuk aan -

Senin, 14 Desember 2015

BULAN SEPARO PURNAMA DI ATAS JEMBATAN AMPERA





(bagian ke dua)

ketika…..
sang tangan – yang hanya bisa
menggoreskan bayang semu
kemudian iri…
pada gejolak sang hati –
yang mampu,menggambarkan indah mata-mu,

serasa telah berlalu sedasa warsa….
padahal segaris senyum masih bersisa,

serasa akan pula menjelang begitu lama……
padahal seikat asa kan menjelma,

sedangkan….
semburat elok rerona,
bergelayut menjulang di atas jembatan ampera,
mengalir membalut hening saat bulan separo purnama,
menderu merindu menerpa,

menuai janji berhias memori,
menjalin  irama nyanyi serenada hati,

seperti….

saat…dulu…ketika….
sekecap bait kata,

saat…dulu…ketika….
sebersit sorot mata,

menjadi untaian maha pesona,
menjadi rangkaian berjuta romansa.
 

nb : untuk memenuhi permintaan seorang teman di palembang

Senin, 23 November 2015

DULU....DI KAKI SINDORO..........



(untuk memenuhi permintaan teman yang 
teringat kisah masa KKN dulu di Temanggung)

diantara lembaran kabut putih menaungi,
diantara lembaban  percik hujan membasahi,
seperti menapak menyibak sunyi setapak jalan,
seperti merebak menguak duri semak hamparan,

sepagi dini, telah menebar arti,
di gelaran permadani kuning pepadi,

betapa samar membias bersit  pesona,
pada saat hati kan menebarkan makna,

ya...
dulu di kaki sindoro.... kala pagi berpendar mentari...
kini....
kita masing-masing di sini.....kala hati menawar romansa memori,

yang tergambar dalam samar berbaur rindu,
yang terpancar dalam debar berbinar semu.

hingga....seakan.....
menerabas halangan ruang seluas ini,
meretas  rintangan waktu selama ini,

padahal....
sedetikpun tak hendak terbayang menghiasi,
dengan pahatan indahnya dambaan mahligai.

sedangkan......tak sanggup dihindari.........

daun-daun telah bertaburan
menebar – menutup bangku di taman,

sedangkan.....tak mampu diingkari.......

dulu.... di kaki sindoro....kala pagi berpendar mentari...

inginku.......
ikat gerai lembut rambutmu - dengan saputangan harapan,
inginku.......
lempar hening air kolam - dengan bebatuan kenang-kenangan.

=buat : aan=

Jumat, 07 Desember 2012

PENGHARAPAN SEORANG WANITA - yang sedang teringat sosok ibu....



( Edisi : WANITA – bagian kelima - : Maulid Nabi )


dulu….

masih ada tangan diusapkan ibu
yang kan menawarkan pilu

masih ada cerita dituturkan ibu
yang kan mewarnakan kalbu

masih ada senyum ditorehkan ibu
yang kan meluruhkan ragu

‘tuk bekalku - bangunkan harapan
‘tuk bawaku - sertakan perjalanan

kini…..sepertinya…..

kehidupan dewasa mungkin tak seramah gambaran dulu
kenyataan dewasa mungkin tak senyaman dambaan dulu

padahal….
jalan panjang kan masih terhampar dalam penantian
rentang peran kan masih terbentang untuk penitian

akhirnya…….
tak hendak aku ingkari
tak pelak aku akui
hanya pada-Mu aku rebah sandarkan
hanya bagi-Mu aku sembah sujudkan

kini …sepertinya…..
ya….Tuhan yang Perkasa ……..

aku rindu pada Rasul kekasih-Mu
Sang penebar kesejukkan di sepanjang bentang jaman

aku rindu pada Rasul kekasih-Mu
Sang penolong pemberi cinta tak bertepuk sebelah tangan

Ya….Tuhan yang Kuasa……
pahatkan pada jiwaku –
ketegaran dan ketulusan Khodijah
tanamkan pada pikirku –
kecerdasan dan kelembutan A’isyah
percikkan pada hatiku –
ke-zuhud-an dan keihklasan Fatimah

‘tuk bekalku-bangunkan keindahan akhlak ihsani
‘tuk bawaku-sertakan keelokan hiasan qur’ani

semata……
agar kudapatkan kasih Rasul junjunganku
agar kelak aku tak lagi malu
'tuk mengetuk pintu syurga-Mu

-----------

Rabu, 08 Juni 2011

ANDAINYA (serial : wanita)

- bagian tambahan kedua dari tujuh tulisan -

rasanya..........

tak cukup kata diungkapkan,
’tuk menyuratkan berlaksa pesonanya,

tak cukup nada didendangkan,
’tuk mengguratkan berjuta inspirasinya.

sepertinya ............

jernih parasnya adalah hembus ketenangan,
sejuk senyumnya adalah belai keteduhan,
bening tatapnya adalah usap kelembutan,
irama langkahnya adalah gerak keharmonian,
gandeng tanganya adalah aliran kekuatan.

andainya..............
aku dapat melebur kedalam bumi,
kan kulapisi setiap jejak kakinya,

andainya............
aku dapat membaur menjadi langit pagi,
kan kunaungi setiap helai rambutnya,

andainya..............
aku dapat bercampur sebagai embun dini hari,
kan kuperciki setiap inci porinya,

andainya............
aku dapat bertabur seperti sepertiga malam sunyi,
kan ku-tenangi setiap gundah hatinya.