Tampilkan postingan dengan label tawakal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tawakal. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Mei 2021

"BERHARAP ENGKAU UNDANG KEMBALI"






= catatan di akhir ramadhan =

kemarin….
telah Engkau izinkan
ku hadir dalam perjamuan-Mu
telah Engkau hidangkan
sajian bertangkup berselaput menu maghfirah-Mu

walau….
sepertinya tak cukup ku menyapa
sepertinya tak sempat ku mereguknya

padahal….
tak pasti ku kan Engkau undang kembali
sehingga ...
tak pasti ku kan Engkau beri kesempatan menemunya lagi

ya Tuhanku....
janganlah Engkau tetapkan ini sebagai ramadhan terakhirku.....

ya Tuhanku....

dengan bekal apa kepada-Mu aku kan membawa,
sedangkan Engkau telah miliki segala,

dengan ungkap apa kepada-Mu aku kan menghiba,
sedangkan Engkau telah kuasa tetapkan semua.

ya Tuhanku...
tasbih ini....tahmid ini...takbir ini....
bukan semata agar aku dapat lebih dekat kursi-Mu,
bukan semata agar aku dapat merasakan sebagian nikmat surga-Mu,
bukan semata agar aku jauh dari panas api-Mu,

namun.....pekenankan….
kurindu usap kasih-Mu,
kuingin sejuk basuh ampunan-Mu,
kudamba hadir kembali di setiap perjamuan-Mu,

ya Tuhanku.....
lindungi aku dari habisnya usia,
tanpa aku bersiap sedia,
’tuk kumpulkan bekal yang nanti kubawa,
’tuk himpunkan amal yang nanti menyerta,

ya Tuhanku....
gelarkan tikar ke-sabar-an sebagai pijakan kakiku
nyalakan pelita ke-tawadhu-an sebagai penerang 1/3 malamku
petakan rambu ke-ikhlas-an sebagai pengarah jalanku
tebarkan aroma ke-tasyakur-an sebagai penghias amalanku.

agar ku dapat kabarkan ... Allaahuakbar..walillaah ilhamdu....

Senin, 21 November 2016

TAKKAN PERNAH BERTEPUK SEBELAH TANGAN





(Pengharapan Wanita) - edisi Maulid Nabi -

kala dulu….…..
masih ada tangan diusapkan ibu
yang kan menawarkan pilu,

kala dulu.....
masih ada cerita dituturkan ibu
yang kan mewarnakan kalbu,

kala dulu.......
masih ada senyum ditorehkan ibu
yang kan meluruhkan ragu

‘tuk bekalku - bangunkan harapan
‘tuk bawaku - sertakan perjalanan

kala kini…..sepertinya…..
kehidupan dewasa tak seramah gambaran dulu
kenyataan dewasa tak senyaman dambaan dulu

padahal….
jalan panjang kan masih terhampar dalam penantian,
rentang peran kan masih terbentang untuk penitian

ya….Tuhan Yang Maha Perencana ……..

aku rindu pada Rasul kekasih-Mu,
Sang penebar kesejukkan di sepanjang bentang jaman
Sang penolong pemberi cinta tak pernah bertepuk sebelah tangan

ya….Tuhan Yang Maha Kuasa……

hanya pada-Mu aku kan-rebah sandarkan
hanya bagi-Mu aku kan-sembah sujudkan

ya... Tuhan  Yang Maha Pengabul do’a .....

pahatkan pada jiwaku –
ketegaran dan ketulusan seperti Khodijah

tanamkan pada pikirku –
kecerdasan dan kelembutan seperti A’isyah

percikkan pada hatiku –
ke-zuhud-an dan keihklasan seperti Fatimah

‘tuk bekalku – bangunkan,
 keindahan akhlak ihsani

‘tuk bawaku – sertakan,
keelokan hiasan qur’ani

semata……
agar kudapatkan balas kasih Rasul junjunganku
agar kelak aku tak lagi malu
saat kuketuk pintu syurga-Mu

Kamis, 30 Juni 2016

TENTANG PERJALANAN (MUDIK)



 = suatu renungan / pengharapan =

bukan hari-hari yang seperti melesat berlewatan,
bukan putaran jarum jam yang seperti cepat berdetakan,

namun......

rasanya.....belum cukup waktu
’tuk mereguk nikmat hidangan jiwa,

rasanya..... belum cukup mampu
’tuk menghapus mendamba dunia,

padahal........

telah Engkau bentangkan langit rahmat-Mu,
telah Engkau hamparkan permadani barakah-Mu.

hingga sepertinya .......

ingin-ku selamanya seperti saat ini,
ingin-ku senantiasa sertakan sejuk imani,
pada saat jiwa dan raga ini,
tengah rapuh karena menumpuk lalai.

inikah suatu tanda bagi diri......

bahwa perjalanan mudik panjang kekampung-Mu,
semakin berkurang hitungan waktu,
bahwa pergiliran mengantri kepintu-Mu,
semakin berkurang hitungan menuju pengadilan-Mu.

ya.....Tuhanku....

sisakan sepercik bening ampunan-Mu,
‘tuk ku usapkan pada setiap sudut ruang hati,
‘tuk ku sertakan  pada setiap jejak langkah kaki,
‘tuk ku basuhkan pada setiap gerak pucuk  jari.

ya....Tuhanku.....

jadikan sisa hidup fana ini,
sebagai selalu merindu pada keridhaan-Mu,
agar ku tak malu mengadu pada-Mu,

jadikan pula mudikku ke kampung-Mu nanti,
sebagai yang diiringi wajah nan gembira,
bukan dengan wajah tertunduk hina.