Kamis, 17 Desember 2020

BULAN SETENGAH TIANG DI LANGIT KOTA

https://www.youtube.com/watch?v=n9KuR_IjjJU&t=103s

(puisi telah diekspresikan oleh Master Hikmah Bumi pada acara TAPAK 2020 ACLC KPK RI)



= Refleksi Hari Pahlawan =


pada remang menyapa senja
pada gulatan asap mono-oksida
pada hingar bingar jalanan kota
 
diantara guratan gelombang hidup bergulungan
diantara kesibukan kendaraan berlalu lalangan
diantara poster banner menyambut hari pahlawan
 
terbaca goresan pada dinding grafiti
jelas terbaca : “merdeka- atau – mati”
 
sedangkan di pinggir ujung jalan sana
masih terlihat -tertunduk duduk lesu pemuda kehilangan kerja,
 
sedangkan di teras toko toserba
masih terlihat-terbujur tubuh kurus dengan rona mengharap iba,
 
sedangkan dari rumah kumuh di bantaran sungai
masih terdegar- samar suara serak anak bernyayi elegi,
 
sedangkan di megah gedung kantor instansi negeri
masih sibuk- para oknum negeri mereka-reka data bukti,
 
sedangkan di kanal media massa berjaringan
masih tersebar berita operasi penagkapan tangan.
 
inikah mungkin yang mengerekkan bulan dan bintang,
hingga mengedar terpaku setengah tiang,
 
karena menanda seakan sebagai keprihatinan,
karena merana seakan sebagai kegalauan,
 
hingga redupnya membias pada diniding grafiti
hingga jelas terbaca: “merdeka-atau-mati”
 
ya….
benarkah kita sudah merdeka?
 
merdeka dari tikaman gratifikasi-kolusi bertebaran
merdeka dari kesuburan kecurangan kewenangan
merdeka dari jahatnya persengkokolan
 
atau…
ya….
benarkah mungkin kita sudah mati….
 
 
mati menerbarkan kemurahan nurani
mati menghiaskan ketulusan hati
mati mewarnakan  kesentuhan empati
mati mengalirkan kemudahan peduli
 
dan… dan ini berarti …
bahwa kerja belum selesai …..
bahwa daya belum usai….
 
untuk janji bela bakti pertiwi
untuk janji wujudkan bangsa yang gemah ripah loh jinawi
untuk janji bangun negeri bebas korupsi