Tampilkan postingan dengan label ketegaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ketegaran. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 April 2021

ia…yang …… (tentang ibu)



(Serial : WANITA  bagian ke sebelas- )

ia.... tak pernah menuliskan kata -
melainkan mewujud dalam pengorbanan nyata,

ia.... tak pernah menyenandungkan irama -
melainkan yang dipersembahkan ’tuk buah hatinya,

ia.... tak pernah mengharapkan puji jasa –
melainkan  telah berbalut keihklasan atas peran-nya,

ia - yang.....
senyum nya - kan menghadirkan kesejukkan,
usap tangannya - kan mengalirkan kekuatan,
isak harunya - kan menggulirkan ketulusan,

ia _ yang ....
gemulai raganya – kan menandakan ketegaran,
lambai hijabnya – kan menggelorakan kesabaran,
lembut ucapnya – kan mendesirkan ketenangan,

ia-lah insan .....
yang......tak jemu pujangga berinspirasi tentangnya,
yang "tiga kali" keutamaan disebut sebagai penghormatan baginya,
yang Tuhan titipkan sebagian jalan syurga di telapak kakinya,

iya.... ia lah insan...
yang dulu - ia telah pertaruhkan darah dan nyawanya,
yang dulu ia telah rela habiskan waktunya,
yang dulu ia telah hiaskan keindahan hari-harinya,
untuk kita...... iya... untuk kita ......

yang kini ... mungkin masih bertanya....
bagaimana untuk membalas jasanya.....

Selasa, 20 November 2012

PERAHU SATU LAYAR (catatan wanita dalam ketegaran)


masih tersisa gerimis hujan
menebarkan rerintikan pada hamparan pagi
masih terasa hangat di peraduan
menghiaskan gambaran pahatan pada gejolak hati

beriring desah lirih bisikan
dalam gemuruh rindu menjelmanya harapan

padahal….

semak demi semak telah tersibakkan
pada setiap setapak jalan

jejak demi jejak telah terlangkahkan
pada setiap ruas ruang impian

dan…detak demi detak telah terlewatkan
pada setiap masa penungguan

padahal……

seperti pada samudera raya tak jelas tepi
sekian lama perahu satu layar merambat meniti
menanti merapat pelabuhan tambatan tali

padahal…….

hitungan hari telah seperti
sebanyak titik-titik embun menerpa bumi
hitungan waktu telah terlalui
sebanyak titik-titik air mata melintas pipi

padahal….

semburat sinar rona senja
kini telah menerobos melewati jendela
menyambut di beranda malam separo purnama

ya……Tuhanku…..
ampunkanlah apabila airmata tetap hiasi kerudungku
bukan karena kesedihan dalam penantian
bukan karena kesepian dalam kesendirian

tapi…..

karena …. pada kuasa-Mu kini.. .telah aku rela pasrahkan
segala tulisan pada lembar-lembar suratan

ya….Tuhanku……..
biaskanlah sebagian cahaya-Mu kan terangi rentan jiwaku
agar tak sesaatpun putus asa menghampiriku
sempatkanlah waktu sepertiga malamku kan dapat menyapa-Mu
agar tak sedetikpun hadir pengingkaran atas takdir-Mu

ya…Tuhanku….

jadikan rerumputan bumi tempat pijakan
sebagai bentangan permadani kesabaran
sematkan tawakal pada baju yang kukenakan
sebagai perhiasan yang memercikkan keikhlasan

ya…Tuhanku……
perkenankan kini ku rebah sandarkan
raga-sukma nan lemah kelelahan
pada ridho-Mu yang telah Engkau tetapkan

-------
untuk memenuhi permintaan SA ...