Minggu, 29 Mei 2016

IZINKAN AKU HADIR





- renungan / pengharapan menjelang ramadhan -

dalam keheningan malam bertabur gemintang
kan memendarkan getar - renung jiwa,

dalam kebeningan pagi berhias mentari membayang
kan menyemburatkan serpih - relung rasa,

di saat esok akan menjelang
di saat hati mendamba menjulang
membaur dalam gemuruh irama nada sukma
mengharap merindu janji rahmat Sang Maha Kuasa

hingga....
kemudian aku tertunduk dalam kepasrahan..
hingga....
kemudian aku tengadah dalam pengharapan..

ya Tuhanku……
izinkan aku……

‘tuk sesaat hadir di undangan -Mu
‘tuk sekedar hirup wangi hidangan-Mu
‘tuk sekejap reguk sejuk embun lailatul-qadar-Mu

ya Tuhanku…..
ampuni aku……

karena …….
kuhadir dengan kusam baju
yang telah kotor bertorehkan noda lalaiku

karena ........
kudatang dengan langkah badan tertatih ragu
yang telah sarat berbebankan dosa alpaku

ya Tuhanku……
sampai-kan umurku hingga hari perjamuan-Mu
agar aku dapat menjenguk di pintu ramadhan-Mu

Senin, 02 Mei 2016

SEKALI DISINI, SESUDAH ITU BERARTI




" catatan seorang murid laki-laki, yang diekspresikan setelah mengikuti Ujian Akhir Sekolah"

hari ini,
sepertinya ada perputaran tertayangkan kembali,
sepertinya ada lembar-lembar buku terbuka kembali,
tentang sebagian perjalanan yang telah terlewati,

disini, ............ di kelas ini .............
masih ada potongan kertas-kertas berserakan,
masih ada coretan pena di bebangkuan,
masih ada cetakan debu bekas telapak tangan,

semuanya seakan...............

telah menjadi indahnya pahatan,
yang mengukirkan nama-nama guru dan teman,
yang kini telah berjalin dalam persaudaraan,
yang kini telah berpadu dalam pertautan,

disini,........... di kelas ini .....................

kini seakan berkalang sunyi,
ditemani jarum jam dalam detakan,
diiringi gemulai gesekan dedaunan,
kini seakan berbisik bahwa sebagian tahapan telah terlewati,

padahal,.........kemarin..............

hitungan hari –
sepertinya adalah sejumlah rerintik hujan pagi merinai,
hitungan waktu –
sepertinya adalah sejumlah tebaran ratna gemintang beradu malu

di ingatan ..... masih tergambarkan......
di pendengaran ...... masih terngiangkan....

canda, ceria, tawa - teman di kala suka,
sendu, galau, haru - teman di kala duka,

juga.........
ucap kata guru nan meneduhkan,
tatap mata guru nan meluluhkan,
usap tangan guru nan menyejukkan,

setelah ini - kemudian....

sepertinya aku akan merasakan kerinduan,…….
pada,…. sorot sejuk-lembut tatap di balik kacamata,
atau irama gerak tangan di papan bak merangkai nada,
yang memendar dari sosok sang ibu guru pujaan……… .

sepertinya aku akan merasakan kerinduan,…….
gema desah teman dalam kesal karena godaan,
lemparan permen pada teman putri di depan,
gurau polos dan celotehan,
hangat - manisnya suasana pembelajaran,


setelah ini kemudian …………..

jangan menjadi suatu kesia-siaan,
kalau hanya sebagai sebatas kenangan, yang hanya sesaat berhampiran,
atau hanya menambah kerutinan yang menyesakkan
atau hanya akan melahirkan kelelahan,
padahal itu berarti adalah suatu kerugian.

setelah kini, esok kemudian ……..

hanya diri yang tentukan sendiri
apakah akan memancarkan arti
apakah akan menaburkan nilai
apakah akan mewujudkan janji negara bakti.

sekali disini, mestinya sesudah itu berarti,

dan..... ..tinggal diri sendiri yang tentukan harapan,
tinggal diri sendiri yang tentukan langkah pijakan,
tinggal diri sendiri yang tentukan pemaknaan.

sekali disini, sesudah itu berarti

---------