(bagian ke dua)
ketika…..
sang tangan – yang hanya bisa
menggoreskan bayang semu
kemudian iri…
pada gejolak sang hati –
yang mampu,menggambarkan indah
mata-mu,
serasa telah berlalu sedasa warsa….
padahal segaris senyum masih
bersisa,
serasa akan pula menjelang begitu
lama……
padahal seikat asa kan menjelma,
sedangkan….
semburat elok rerona,
bergelayut menjulang di atas jembatan
ampera,
mengalir membalut hening saat bulan
separo purnama,
menderu merindu menerpa,
menuai janji berhias memori,
menjalin irama nyanyi serenada
hati,
seperti….
saat…dulu…ketika….
sekecap bait kata,
saat…dulu…ketika….
sebersit sorot mata,
menjadi untaian maha pesona,
menjadi rangkaian berjuta romansa.
nb : untuk memenuhi permintaan seorang teman di palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar