Senin, 14 Desember 2015

BULAN SEPARO PURNAMA DI ATAS JEMBATAN AMPERA





(bagian ke dua)

ketika…..
sang tangan – yang hanya bisa
menggoreskan bayang semu
kemudian iri…
pada gejolak sang hati –
yang mampu,menggambarkan indah mata-mu,

serasa telah berlalu sedasa warsa….
padahal segaris senyum masih bersisa,

serasa akan pula menjelang begitu lama……
padahal seikat asa kan menjelma,

sedangkan….
semburat elok rerona,
bergelayut menjulang di atas jembatan ampera,
mengalir membalut hening saat bulan separo purnama,
menderu merindu menerpa,

menuai janji berhias memori,
menjalin  irama nyanyi serenada hati,

seperti….

saat…dulu…ketika….
sekecap bait kata,

saat…dulu…ketika….
sebersit sorot mata,

menjadi untaian maha pesona,
menjadi rangkaian berjuta romansa.
 

nb : untuk memenuhi permintaan seorang teman di palembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar