Selasa, 22 Desember 2015

RINDU RASUL (bagian ke dua)




seperti...... terbuka kembali,
lembar-lembar masa, dulu, kemarin, kini,

semak- demi semak tersibakkkan,
detak-demi detak terlewatkan,
meniti merayap pada ruas lembar suratan,
saat siang tegar menerang berjalan,
saat petang melabuh merayap menyembulkan bulan,
saat kabut temaram sepanjang pandang,
saat jalan curam dan menanjak membentang,

senantiasa ku-menunggu,
suara ketukan di pintu iman malamku,
yang kan menjadi getar debar jiwa merindu,
pada Rasul junjunganku,

sang penebar rahmat nan tak berbatas jaman,
sang pembawa kasih nan tak pernah bertepuk sebelah tangan,

tapi... aku malu padamu, ya Rasul junjunganku,

gemerlap sekelilingku, seakan menjauhkanku dari sunnahmu,
jejak langkah kakiku, seakan tertatih mengikuti uswahmu,

aku rindu padamu, ya Rasul junjunganku,

dengan segenap setumpah sepenuh hati.

seolah mungkin seperti,
gelegak jiwa saat senantiasa mengharap barakah,
seolah mungkin seperti,
gejolak rindu-hati siti hawa saat di jabal rahmah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar