Senin, 20 April 2020

RENUNGAN HARI KARTINI

 


wanita........
walau mungkin tidak berasal dari kalangan berada,

seperti halnya kartini,

namun....mungkin ia lebih ”berada” ,
dalam arung kehidupan yang sesungguhnya.

wanita......
walau mungkin tidak bisa menulis kata-kata,

seperti halnya kartini,

namun mungkin ia lebih ”melukis” pengorbanan nyata,
dalam bentang waktu yang dilaluinya.

wanita.......
walau mungkin tidak pandai berbusana,

seperti halnya kartini,

namun mungkin ia lebih mematut perbuatan
dalam tangkup busana budi kesantunan.

wanita.....
mungkin adalah "guru" se-sebenarnya.....

yang.....
bersit senyumnya - kan menghadirkan kesejukkan,
yang.....
usap tangannya - kan mengalirkan kekuatan,
yang ......
isak harunya - kan menggulirkan keikhlasan,
yang.......
gemulai raganya – kan menandakan ketegaran,
yang.....
lambai hijabnya – kan menggelorakan ketulusan,
yang.....
irama ucapnya – kan mewarnakan ketenangan,

wanita…..
mungkin adalah insan berpuluh citra......

yang... tak ragu hidup bertumpu padanya,
yang... tak jemu pujangga berinspirasi pesona,
yang... menjadi guru bagi anak-anaknya,
yang... menjadi guru bagi suaminya,
yang... menjadi guru bagi siapapun jua,
yang... mungkin tak pernah berhenti untaian nada-kata,
kan mengalun bercerita nuansa tentangnya…….

Kamis, 27 Februari 2020

(BUKAN) HANYA RINDU




bayang senyummu ...
seperti  mengeja hari hari berlalu,
nada kata mu ...
seperti mengurai  pendaman waktu,

berapa kali lagi harus menunggu berganti bulan dan mentari,
berapa untai lagi harus memahat memateri hiasan dan memori,

ini (bukan) hanya rindu...
yang menyenandung,
menggunung ,
yang menjulang,
menjelang,

ini (bukan) hanya rindu....
yang mengharap  bersua menemu,
yang menyergap berderap menderu

jika tlah tak mungkin hati mengelakkan,
jika tlah tak mungkin diri menahankan,
seperti yang dulu pernah menyapa mengharapkan.


= untuk memenuhi permintaan sesosok teman =

Minggu, 20 Oktober 2019

KAMU - AKU - KITA


kamu….
benarkah namamu pernah melintaskan
sonata senada rindu

kamu….
bernarkah namamu pernah menyiratkan
segurat segores sipu

seperti…. serintik bening embun,
menggulir lembut - di pucuk daun,

seperti…. setitik lintang pualam,
membinar pijar di beranda malam.

juga aku….

benarkah  pernah merenda namamu,
pada dahan pepohonan menjuntai,

benarkah pernah mengeja namamu,
pada untai gurindam ruang hati,

jangan-jangan  iya…..
dan itu berarti telah membaur menjadi “kita”,
dan itu berarti telah menabur  hiasan rasa,

jangan-jangan iya….
dan bahkan hingga kinipun masih dalam tanya.


-untuk memenuhi permintaan seorang sahabat-



Kamis, 02 Mei 2019

YANG DULU... YANG KEMARIN LALU... YANG (TAK) PERNAH TERLUPAKAN.....


(kenangan manis mesti berlalu - bagian ke dua)

sesaat dulu.....

nan mengalirkan elok rerona,
pada segores sebersit pesona,
yang...sepertinya pernah terlupakan.

sesaat kemarin lalu.....

nan menjalinkan bulir-bulir memori,
pada sesosok serenada harmoni,
yang....sepertinya tak pernah terlupakan,

selewat seucap lembut nadamu....
walau itu bukan sonata untukku,
selewat sebening sudut matamu....
walau terhalang bayang kacamatamu,

hingga......

tak sadar menggambar seberkas sisa kenangan,
tak tahan menangkap sebayang puing harapan,
tak segan mencuri sekejap desir tatapan.


-- nnm --