Rabu, 05 Februari 2025

 


JANGAN-JANGAN

(MUHASABAH)

saat menafakuri...

 

bahwa bumi yang kita berada

hanyalah sebutir debu bagi semesta raya

 

bahwa hamparan hari-hari yang telah dan akan terhiasi

bahwa lembaran buku-buku suratan yang telah dan akan terlewati

hanyalah...

sehampiran sekedip mata

bagi perjalanan  menuju kampung nan baka

 

sebagai pengantri yang menunggu pemanggilan

sebagai pengabdi yang bersiap memenuhi pengadilan

 

kini...

saat memuhasabah diri...

 

karena waktu tak pernah berbalik kembali

karena waktu tak pernah berhenti menanti

 

lalu bertanya....

 

jangan-jangan

kaki yang setiap saat melangkah ke tikar persembahyangan

adalah juga kaki yang sama yang melangkah ke perkolusian

 

jangan-jangan

tangan yang setiap saat diangkat dalam takbir mengagungkan Yang Esa

adalah juga tangan yang sama untuk mengambil hak sesama

 

adalah juga tangan yang sama yang  menancapkan pagar-pagar perampasan

adalah juga tangan yang sama untuk mematok tugu tanda pencurangan

adalah juga tangan yang sama yang menerima penyuapan

 

adalah juga tangan yang sama untuk mereka-reka data dan angka dusta

adalah juga tangan yang sama yang menandatangani kepalsuan nota

 

jangan-jangan

mata yang setiap saat tertuju ke tempat persujudan

adalah juga mata yang sama yang tertutup melihat kemungkaran

 

jangan-jangan

mulut  yang setiap saat mengucap dzikir dan doa

adalah juga mulut yang sama yang bisu menyuarakan kebenaran

jangan-jangan

telunjuk pada tasyahud yang mengEsakanNya

adalah juga telunjuk yang sama untuk memerintahkan kemunafikan

 

jangan-jangan

wajah yang menengok salam kekanan & kekiri sebagai khidmat sesama insani

adalah wajah yang sama yang tidak lagi berbalut empati

 

jangan-jangan

hati dan pikiran yang selalu ingin kusyu' ke Sang Maha Penguasa

juga hati dan pikiran yang sama yang selalu berpaling kepada dunia

 

......

Ya Tuhan yang Maha Segala

 

lindungi kami, dari habisnya usia

sebelum kami bersiap sedia bekalnya

 

jadikan wajah kami

saat kembali nanti

sebagai wajah yang berhias rona gembira

bukan wajah yang tertunduk hina