Jumat, 07 Desember 2012
PENGHARAPAN SEORANG WANITA - yang sedang teringat sosok ibu....
( Edisi : WANITA – bagian kelima - : Maulid Nabi )
dulu….
masih ada tangan diusapkan ibu
yang kan menawarkan pilu
masih ada cerita dituturkan ibu
yang kan mewarnakan kalbu
masih ada senyum ditorehkan ibu
yang kan meluruhkan ragu
‘tuk bekalku - bangunkan harapan
‘tuk bawaku - sertakan perjalanan
kini…..sepertinya…..
kehidupan dewasa mungkin tak seramah gambaran dulu
kenyataan dewasa mungkin tak senyaman dambaan dulu
padahal….
jalan panjang kan masih terhampar dalam penantian
rentang peran kan masih terbentang untuk penitian
akhirnya…….
tak hendak aku ingkari
tak pelak aku akui
hanya pada-Mu aku rebah sandarkan
hanya bagi-Mu aku sembah sujudkan
kini …sepertinya…..
ya….Tuhan yang Perkasa ……..
aku rindu pada Rasul kekasih-Mu
Sang penebar kesejukkan di sepanjang bentang jaman
aku rindu pada Rasul kekasih-Mu
Sang penolong pemberi cinta tak bertepuk sebelah tangan
Ya….Tuhan yang Kuasa……
pahatkan pada jiwaku –
ketegaran dan ketulusan Khodijah
tanamkan pada pikirku –
kecerdasan dan kelembutan A’isyah
percikkan pada hatiku –
ke-zuhud-an dan keihklasan Fatimah
‘tuk bekalku-bangunkan keindahan akhlak ihsani
‘tuk bawaku-sertakan keelokan hiasan qur’ani
semata……
agar kudapatkan kasih Rasul junjunganku
agar kelak aku tak lagi malu
'tuk mengetuk pintu syurga-Mu
-----------
Selasa, 20 November 2012
PERAHU SATU LAYAR (catatan wanita dalam ketegaran)

masih tersisa gerimis hujan
menebarkan rerintikan pada hamparan pagi
masih terasa hangat di peraduan
menghiaskan gambaran pahatan pada gejolak hati
beriring desah lirih bisikan
dalam gemuruh rindu menjelmanya harapan
padahal….
semak demi semak telah tersibakkan
pada setiap setapak jalan
jejak demi jejak telah terlangkahkan
pada setiap ruas ruang impian
dan…detak demi detak telah terlewatkan
pada setiap masa penungguan
padahal……
seperti pada samudera raya tak jelas tepi
sekian lama perahu satu layar merambat meniti
menanti merapat pelabuhan tambatan tali
padahal…….
hitungan hari telah seperti
sebanyak titik-titik embun menerpa bumi
hitungan waktu telah terlalui
sebanyak titik-titik air mata melintas pipi
padahal….
semburat sinar rona senja
kini telah menerobos melewati jendela
menyambut di beranda malam separo purnama
ya……Tuhanku…..
ampunkanlah apabila airmata tetap hiasi kerudungku
bukan karena kesedihan dalam penantian
bukan karena kesepian dalam kesendirian
tapi…..
karena …. pada kuasa-Mu kini.. .telah aku rela pasrahkan
segala tulisan pada lembar-lembar suratan
ya….Tuhanku……..
biaskanlah sebagian cahaya-Mu kan terangi rentan jiwaku
agar tak sesaatpun putus asa menghampiriku
sempatkanlah waktu sepertiga malamku kan dapat menyapa-Mu
agar tak sedetikpun hadir pengingkaran atas takdir-Mu
ya…Tuhanku….
jadikan rerumputan bumi tempat pijakan
sebagai bentangan permadani kesabaran
sematkan tawakal pada baju yang kukenakan
sebagai perhiasan yang memercikkan keikhlasan
ya…Tuhanku……
perkenankan kini ku rebah sandarkan
raga-sukma nan lemah kelelahan
pada ridho-Mu yang telah Engkau tetapkan
-------
untuk memenuhi permintaan SA ...
Langganan:
Postingan (Atom)